Jumat, 20 Juli 2012

SEJARAH HIP HOP DI INDONESIA

kita mulai dengan sejarah awalnya dulu y gan biar ngerti
Hip Hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970’an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya.
Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. “Rapping” kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyi-bunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop.
Ada pendapat yang mengatakan Hip Hop sebenarnya berasal dari kosakata Afro-Amerika, yakni hip yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “memberitahu” atau “sekarang” dan akhiran hep. Ada juga pendapat lain yang mengatakan “hip hop” merupakan sebutan lain dari Bebop. Namun menurut Keith “Cowboy” Wiggins, salah satu anggota Grandmaster Flash and the Furious Five, istilah “hip hop” terinspirasi saat ia bercanda dengan temannya yang baru bergabung dengan Angkatan Bersenjata. Bunyi “hip hop” sendiri merupakan tiruan bunyian hentakan kaki tentara.
SEJARAH HIP HOP LUAR
1520 Sedwick Avenue adalah sebuah kawasan di New York yang diklaim sebagai tempat awal lahirnya komunitas HipHop. “Disinilah kami berasal”, cetus Clive Campbell, salah seorang yang merelakan lantai satu di rumahnya dijadikan sebuah markas untuk berkumpul. “Kebudayaan Hip Hop berawal dan lahir disini, yang nantinya akan tersebar di seluruh dunia, di sinilah kami barasal karena memang kami tidak memiliki tempat lain untuk bertemu, bukan di tempat lain” sahutnya. Selain nama tersebut, terdapat pula nama DJ Kool Herc yang memperkenalkan turntable pada saat itu di sebuah party pada tahun 1973. Pada awal penampilannya, DJ Kool Herc membawakan lagu-lagu dari James Brown, Jimmy Castor, dan Babe Rooth. Kool Herc pula lah yang akhirnya menciptakan scratch dan bunyi-bunyian aneh yang menimbulkan sebuah sensasi yang luar biasa pada saat itu.
HipHop terasa kurang lengkap tanpa MC. Celah inilah yang dilihat oleh Melle Mel, MC pertama pada dunia Hip Hop. Pada awalnya Melle Mel merasa bingung apa yang akan diucapkannya pada penampilan pertamanya tersebut, namun karena dirinya telah dipenuhi kebosanan dengan peraturan-peraturan dari pemerintah yang mengekang, akhirnya Melle Mel mengeluarkan rasa bencinya pada pemerintah dan pandangannya tentang kehidupan lewat lirik-liriknya. Mulai saat itu lah musik HipHop lebih banyak menceritakan tentang kehidupan disekitar masyarakat kulit hitam dan teriakan-teriakan serta protes suara hati mereka kepada pemerintahan yang berlaku tidak adil. Lirik-lirik musik Hip Hop cenderung keras dan tegas. Itulah Hip Hop.
Hip Hop sebagai kebudayaan diperjelas lagi pada tahun 1983 oleh Black Spades yang merupakan anggota dari Afrika Bambaataa dan The Soulsonic Force lewat track yang berjudul “Planet Rock”. Lagu ini merupakan sebuah musik Hip Hop yang menarik karena memiliki perpaduan antara rap yang sederhana dan irama musik disko yang diciptakan melalui drum electronic dan synthesizer. Pada tahun 1985 berulah dengan teknologi stereo, Run DMC, LL Cool J, The Fat Boys, Herbie Hancock, Soulsonic Force, Jazzy Jaz, dan Stetsasonic yang mengeluarkan album-album andalannya sehingga menjadi legenda musik Hip Hop hingga saat ini.
SEJARAH HIP HOP INDONESIA
kini perkembangan music di indonesia begitu pesat. Tapi music hiphop juga masih tetap terdengar walaupun industri musik indonesia kini begitu bersaing. bermula dari IWA K yang terinspirasi dari Almarhum Farid Hardja & Benyamin.S dengan lagunya yang berrima dan di baca sedikit cepat lalu IWA K memperkenalkan hiphop di indonesia yang kemudian disusul oleh DENADA namun kini DENADA sudah beralih ke dangdut, walaupun demikian perjalanan hiphop di indonesia masih belum berhenti. Munculah SINDICAT yang lagunya menjadi soundtrack serial sun go kong di televisi. Belanjut ke tahun berikutnya lahirlah NEO yang terkenal dengan singgelnya BORJU. Kemudian group-group music hiphop mulai semakin berkembang mulai dari SAYKOJI yang dulu bukan apa-apa namun kini karyanya menjadi top di tahun 2009-2010, dan masih banyak lagi raper2 yang mewarnai tanah air dari tahun ke tahun.
FARID HARDJA
MULANYA ia muncul berciri khas kepala botak dengan rambut lumayan tebal di sisi atas, kanan, dan kirinya. Kacamata yang dikenakannya diusahakan semirip mungkin dengan Elton John yang sedang jaya-jayanya di perjalanan dekade 1960-an itu. Beberapa tahun kemudian, penampilannya berubah, rambutnya kini menggumpal alias kribo. Metamoforsa itu terus berlanjut hingga akhirnya ia identik sebagai penyanyi tambun dengan pakaian seperti jubah besar bermotif warna-warni, persis seperti beragam jenis musik yang dijajalnya: dari rock n roll, jazz, balada, pop, disko, reggae, hingga dangdut.
Dalam kondisi seperti itu, Farid Hardja keluar dari sarangnya, memulai karirnya sebagai pelaku musik dengan lebih profesional pada kisaran 1966 itu. Di Bandung, Farid bergabung dengan grup De Zieger yang mengusung aliran rock n roll dengan acuan The Rolling Stones. Lama memersiapkan diri untuk berkembang di kota kembang, musisi subur yang kala itu masih berambut kribo tersebut mantap hijrah ke Jakarta. Di ibukota, Farid menjajal kemampuan musikalnya bersama beberapa band rock, sebut saja Cockpit dan Brotherhood pada 1974 serta Brown Bear pada 1975.
Hanya sebentar mengadu nasib di Jakarta, pada 1976 Farid memutuskan pulang kampung ke Sukabumi, tempat di mana ia dilahirkan pada 1950. Namun ia hanya tak diam. Farid bersiasat membentuk kelompok yang dominan memainkan musik rock and roll, R & B, serta country. Nama grup ini bercorak lokal, sederhana dan mudah diingat serta jauh tren band-band lokal kala itu yang getol memakai nama asing. Bani Adam, begitulah Farid memberi nama kelompok barunya itu. “Karena kita semua adalah umat Nabi Adam. Sebagai manusia, kita harus paham asal usul kita,” demikian alasan Farid.
BENYAMIN SUEB
Bukan hanya legendaris gambang kromong tapi juga bapak rap Indonesia.
SUATU hari, Ben sangat ingin bertemu Bing Slamet, artis pujaannya. Ben ingin lagu ciptaannya dinyanyikan Bing. Ben putar otak. Akhirnya dia dapat akal: lewat Ateng Ben dikenalkan pada Bing. Ben lalu menemui Bing di studionya, dan menawarkan lagunya. “Ini Bang lagunya,” kata Ben.
Bing membaca sekilas, moncoret-coret sedikit dan mengubah syairnya. Ben tampak puas. Dan benar, setelah lagu berjudul Nonton Bioskop itu dirilis –yang delapan tahun sebelumnya ditolak penyanyi Fenti Effendi –langsung meledak. Ben senang bukan kepalang. Dia pun ketagihan menulis lagu. Tapi, atas saran Bing Slamet, sebaiknya Ben menyanyikan lagu-lagunya sendiri. Anjuran Bin terbukti manjur. “Titik awal karier seni profesional Ben bermula dari band kecil bernama Melody Boys,” tulis Ludhy Cahyana dalam biografi Benyamin, Muka Kampung Rezeki Kota.
Bersama Rachman A, Rahmat Kartolo, Pepen Effendi, Imam Kartolo, Saidi, Zainin, Suparlan, Timbul, dan Yoyok Jauhari, Ben terus ngider dari satu klab ke klab lain, satu pentas ke pentas lainnya untuk mengejar popularitas. Ketika peruntungan mulai mendekat, pemerintahan Sukarno melarang segala yang berbau Barat. Daripada disetip peraturan, Melody Boys terpaksa berganti nama menjadi Melodi Ria.
Di tengah-tengah perjuangan bermusik itu, Ben juga nyambi ngelawak agar asap dapurnya tetap mengepul. Ben pelawak alami. Darah kocak sudah mengalir deras dalam dirinya sejak kecil. Kedekatannya dengan Letnan Dading dari Kodam Jaya membawanya begabung dalam kelompok seni Kodam Jaya. Bersama Edi Gombloh dan Dul Kamdi, Ben kemudian membentuk grup lawak Trio Kambing. Mereka lalu tur ke berbagai daerah sesuai permintaan.
Ben pun lebih terkenal sebagai pelawak ketimbang penyanyi. Suatu hari di bulan Mei 1970, ia sempat ditolak menyanyi dalam sebuah show di Cirebon, “karena nama Benyamin belum terkenal, bahkan pernah ditolak menyanyi karena dianggap takut merusak show-nya Frans Daromes,” tulis Ludhy. Tapi akhirnya Ben boleh menyanyi setelah melobi kordinator pertunjukan dengan mengatakan bahwa dirinya sudah rekaman lagu Om Senang. Saat itu lagu bertema senada, Tante Girang dan Tante Sun.
SEPULANG dari Cirebon, peruntungan Ben terus membaik. Tak lama kemudian, pada 1970, Ben mulai solo karier di dunia tarik suara. Si Jampang menjadi debutnya. Dia terus mempertahankan ciri khasnya: lagu-lagunya bertema humor dan nada yang enak di telinga, tapi sedikit mengabaikan susunan kata. Dengan solo karir dia juga bebas bereksperimen. “Dia terbilang sukses meramu spontanitas Betawi dengan celoteh, yang terkadang menggerutu dan sering ngaco,” tulis Ludhy.
Buntutnya gelar bapak rap Indonesia pun dialamatkan padanya. “Suatu ketika,” kenang Zainin, “Ben iseng memainkan gambang kromong. Tiba-tiba yang lain (teman Ben-Red.) nyeletuk, ‘Kamu kan orang Betawi, kenapa tidak menyanyikan lagu Betawi?” Mulai saat itulah Ben melirik dan serius menekuni gambang kromong. Namanya pun kian meroket.
Sayang, Ben merasa jemu bersolo. Dia kembali membuat terobosan, berduet. Tapi, beberapa kali ganti pasangan, mulai Rossy hingga Rita Zahara, “prestasi” Ben kurang menggembirakan. Sampai akhirnya dia menemukan penyanyi cilik Ida Royani, nama Ben di pentas musik nasional baru benar-benar “menggelegar”.
Cing Kaji, kakak Ben, berjasa menduetkan mereka berdua. Awalnya Ida tidak tertarik. “Bayangkan, penampilan Ida yang modis dan funky, harus menyanyi bareng Benyamin yang penampilannya, ‘sudah item, dekil lagi,’” ujar Ida sebagaimana ditulis Ludhy.
Ida waktu itu sudah menjadi penyanyi top remaja. Tapi, Ida terus dipengaruhi ibunya. “Sudah, kamu coba saja dulu,” begitu ibunya menasihati Ida. Ida akhirnya menerima tawaran duet itu. Meski kaset-kaset mereka laku keras, awalnya Ida merasa berat menjalani duet itu. Teman-temannya mencap dia kampungan. Akibatnya, dia kerap menumpahkan perasaan kesalnya ke Ben. Ben santai saja menanggapinya, “Biarin Da, gue dikatain muka kampungan, tapi rezeki kita, rezeki kota.”
Duet itu terus menanjak dan kian bersinar. Sampai-sampai penyanyi top saat itu, Lilis Suryani, merasa tersaingi. Boleh jadi salah satu penyebabnya adalah kemampuan Ida nimpalin celetukan-celetukan Ben. “Kita tidak ada persiapan sama sekali. Pokoknya spontan saja,” ujar Ida.
TAK berbeda jauh dari dunia tarik suara, di dunia layar lebar pun Ben sukses tak tanggung-tanggung. Meski awalnya enggan nyemplung ke dunia itu, Ben akhirnya tak kuasa menahan godaan bermain film. Bahkan, di dunia yang satu ini dia rela melanggar nasihat emaknya, sebab emaknya tak suka dengan gaya hidup para selebritas film. Ben mengalami dilema awalnya, tapi dia tetap berkuat hati untuk berjuang di dunia layar lebar. Abang angkatnya, Adung Saleh, turut mendukung pula. “Udahlah Min, jangan didenger emak, sengsara kita,” begitu nasihat Saleh kepada Benyamin.
Ben nurut nasehat abang tirinya. Debutnya dimulai saat membintangi Honey Money and Jakarta Fair (1970), yang disutradarai Misbach Djusa Biran. Kemudian tak lama setelah itu, melalui film besutan sutradara Turino Djunaidy, Intan Berduri, Ben memenangkan Piala Citra (1973) untuk kategori pemeran pria terbaik. Melalui film itu, menurut Gombloh, “langkah Benyamin dalam dunia seni seperti langsung langkah kanan, kayaknya cepat sekali dan dengan filmnya yang susul-menyusul, seperti Biang Kerok, Biang Kerok Beruntung, dan lain-lain.” Saking larisnya, Ben sempat dikontrak dua perusahaan film sekaligus. Tambah satu profesi, kesibukan Ben pun luar biasa. Mulai saat itu pula Ben menjalani tiga profesi sekaligus: menyanyi, melawak, dan main film.
Film-film Ben boleh dikata tak jauh dari penggambaran pengalaman pribadinya. Perkelahian, kejailan, humor dan lain sebagainya, hampir selalu mewarnai sebagian besar film-film yang Ben bintangi. Judul-judul film itu pun banyak yang memiliki kaitan dengan masa lalunya, semisal Biang Kerok atau Tarzan Kota. Tapi, justru dengan kesederhanaan itulah film-film Ben memiliki corak yang berbeda dari film-film pada umumnya kala itu. Banyak orang mencari-cari film-film Ben, bahkan hingga saat ini. Dengan film-film yang menggambarkan keseharian masyarakat itulah nama Ben makin melambung dan menjadi ikon etnis Betawi.
Kekuatan film-film Ben terutama terletak pada karakter Betawinya. Asal goblek, kocak, jail, tempramen, dan lain sebagainya, hampir selalu melekat pada tokoh yang Ben perankan. Dan Ben sangat gape melakoninya. Itulah yang menyebabkan kekuatan karakter seorang tokoh muncul, yang tanpa disadari turut membentuk pandangan pemirsanya. Improvisasi menjadi salah satu andalan Ben dalam berakting. “Betul-betul rajanya dalam berimprovisasi,” kata Putu Wijaya.
Selain itu, spontanitas Ben luar biasa. Tidak ada duanya. Kreativitasnya sangat mengagumkan. “Idenya selalu gila dan bagus. Meski naluri penghiburnya lebih bagus dari sutradara, dia tak pernah menganggap remeh. Sebaliknya, dia sangat menghargai dan tidak mau melangkahi wewenang sutradara. Itulah kelebihan yang tak dimiliki artis lainnya,” tulis Ludhy
IWA K
Iwa Kusuma (lahir di Bandung, Jawa Barat, 25 Oktober 1970; umur 39 tahun) atau lebih dikenal dengan nama panggungnya Iwa-K adalah seorang artis rap (rapper) dan juga seorang pelopor musik rap Indonesia.
Di Indonesia, nama Iwa sudah sangat menyatu dengan musik rap. Pada era 80-an, saat anak muda dilanda musik rock, Iwa sudah mulai bergelut dengan musik rap, sebuah genre musik yang lebih menekankan pada teknik berceloteh, dibanding instrumen musik. Kecintaannya pada musik asal Amerika Serikat ini bermula dari kesenangannya bermain breakdance. Iwa sangat terpikat oleh gaya bertuturnya yang begitu “groovy”, dinamis dan jujur sebagai medianya untuk berkreasi.
Iwa membentuk grup rap untuk pertama kalinya saat ia duduk di bangku kelas 1 SMA bersama teman-temannya, Sampai pada tahun 1989 akhirnya ia bersua dengan personil Guest Band, antara lain Macan Riupasa, Tori Sudarsono, Yudis Dwi Korana, Satya “N’ti” M, dan Gustav. Di sinilah ia memperoleh kesempatan untuk unjuk gigi di studio rekaman dan mulai ngerap bersama Guest Band. Dia juga berkolaborasi dengan dengan Melly Manuhutu dalam album Beatify (1991) yang dirilis di Jepang, hingga solo albumnya yang terkini Iwa masih mempercayakan Guest Music Production dalam memproduksi musiknya. Iwa pernah mengambil kuliah di FISIP jurusan Hubungan Internasional di Universitas Parahyangan, Bandung.
Tahun 1993 Iwa K mengukuhkan dirinya sebagai rapper lewat debut albumnya Kuingin Kembali. Setahun kemudian, penghargaan berupa BASF Award sudah di tangannya lewat album kedua yang bertajuk Topeng (1994). Album ketiga Kramotak! (1996) dan keempat Mesin Imajinasi (1998) meraih sukses yang sama.
DENADA
Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan biasa dipanggil Denada (lahir di Jakarta, 19 Desember 1978; umur 30 tahun) adalah penyanyi dan aktris Indonesia. Putri sulung pasangan Emilia Contessa, penyanyi yang terkenal pada tahun 1970-an, dan Rio Tambunan ini awalnya penyanyi pop yang kemudian mengambil spesialisasi rap, namun belakangan terjun ke dangdut.
Denada dikenal sebagai rapper papan atas Indonesia pada awal 1990-an. Ia kemudian meninggalkan karir sebagai rapper untuk melanjutkan pendidikan di Australia. Sekembalinya dari Australia, Denada mencoba kembali ke dunia musik namun berpindah jalur ke aliran dangdut. Lagu-lagu dangdutnya sukses dan Denada bahkan masuk sebagai unggulan dalam beberapa penghargaan musik, di antaranya Anugerah Musik Indonesia dan Penghargaan MTV Indonesia pada tahun 2005. Selain itu, wanita yang pernah menempuh pendidikan di Australia ini juga menggeluti dunia akting di sinetron. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya di antaranya “Hari-hari Mau”, “Nyari Bini”, “Rahasia Ilahi”, dan “Cahaya Surga”.
Album RAP
* Kujelang Hari (Sambutlah) (1994)
* Ini Album Gue (1997)
SINDICAT
 
Tidak ada keterangan tentang SINDICAT namun bila anda pernah denger lagu kera sakti itulah dia.
PESTA RAP – SINDICAT KERA SAKTI LYRICS
SWEET MARTABAK
Sweet Martabak are:
LINGO a.k.a Ferri
JOHN DOE a.k.a John
Additional DJs who accompany us are usually:
DJ Flame (Freesouls) – DJ Odoto (Cronik) – DJ Schizo (Freesouls)
We are very open and would really love to work together with other fellow musicians, beat makers, DJs, or singers wether in recordings or live on stage.. doing collabo or just freestyle jam..it won’t matter much to us..
..as long as we’re feeling it then we sure gonna be doing it…
If any of you guys interested please do contact us..
Right now we are working on our album (struggling hard to finish it though..) and our plan is to release it on early 2007..wish us luck guys.
NEO

NEO adalah group rap yang berdiri resmi pada tahun 1999 yang beranggotakan 5 orang yaitu Udet, Abe, Doniel, Aldy, dan Dery. Mereka bertemu pada tahun 1993 pada festival-festival rap yang pada saat itu sedang digandrungi oleh anak-anak muda. Dan sampai saat ini NEO masih konsisten dan produktif di jalur musiknya yaitu Hip Hop.
Saat ini NEO sudah mengeluarkan album sebanyak 5 album, antara lain :
1. 1999 Borju
2. 2000 Bahagia
3. 2002 Tu..La Lit.
4. 2004 NEO (self titled)
5. 2007 BOSS
Pada album 1 dan 2 NEO semua musik di produseri oleh Iwang Noorsaid setelah itu dari album ke 3-5 NEO memproduser sendiri untuk musik arrangementnya.
Penghargaan yang telah dicapai saat ini adalah 6 piala Ami (Anugerah Musik Indonesia) kategori best album, best song, best group.
Selain itu NEO juga pernah membintangi beberapa komersial/ iklan, antara lain:
1. Sepatu SandalArdiless tahun 99 dan 2000
2. Permen, Butter Nut Collins, tahun 2001
3. BRI (Tabungan Britama) tahun 2007
4. Rokok Ace Mild tahun 2007
Seiring berjalannya waktu,HIP HOP di Indonesia makin banyak peminatnya..dan makin banyak terlahir RAPPER-RAPPER baru salah satunya SAYKOJI.
NB:
Industri musik di tanah air pernah dihebohkan dengan keluarnya album kompilasi PESTA RAP pada tahun 1995. Dalam album tersebut terdapat lagu ‘Cewek Matre’ dibawakan oleh grup BLACK SKIN yang membuat album tersebut laku dipasaran. Di dalamnya juga terdapat beberapa grup yang diseleksi melalui festival yang diadakan oleh Guest Music Production. Pada tahun 1997, PESTA RAP 2 dikeluarkan dengan hit single seperti ‘Anak Gedongan’ yang dibawakan oleh grup asal Bandung yaitu SOUND DA’ CLAN dan ‘Mati Lampu’ yang dibawakan oleh grup PAPER CLIP. Juga terdapat grup SINDIKAT 31 yang membawakan ‘Kera Sakti’. Album ini di produksi sampai PESTA RAP 3. Album PESTA RAP ini membuktikan bahwa aliran musik rap/hiphop sudah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat di Indonesia pada masa itu hingga saat ini.